Dear Stranger,


It looks like the world isn't a simple place to be lived on

Beberapa waktu yang lalu saya sempat dimintai izin salah seorang teman saya untuk memberikan nomor hp pada temannya. Dengan alasan yang masuk akal akhirnya saya izinkan, toh ini untuk kebaikan dan cita-cita orang lain. Saya tidak mempermasalahkannya asalkan jelas saja tujuannya. Beberapa menit kemudia 'the stranger' mengirim pesan pendek yang berisi niatnya. Saya memberi penjelasan yang cukup rinci untuk semua pertanyaan-pertanyaannya. Sampai tibalah pada menit ke sekian, the stranger mulai menanyakan hal-hal yang aneh pada saya. Bertanya tentang sesuatu yang sifatnya privasi dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan tujuan sebelumnya.

Saya menangkap gelagat aneh yang akhirnya memaksa saya membuat kesimpulan untuk memanggilnya the stranger. Dua hari kemudian, dia mendadak meminta saya untuk bertemu dengannya. Saya mencoba menolak dengan halus hingga akhirnya ketidaktegasan saya malah bikin dia semakin memaksakan kehendak untuk ketemu. Usut punya usut, ternyata dia benar-benar stranger yang kategorinya sudah masuk dalam kelompok black-list. Saya menggerutu dalam hati sekaligus mencoba bersabar sambil menghirup napas ala yoga dan meditasi.

Saya memberi tahu teman saya kalau the stranger mulai mengganggu aktivitas saya dengan sms-smsnya yang tanpa henti menanyakan kapan bisa bertemu langsung dengan saya. Finally, tameng kecuekan saya pasang kuat-kuat. Tidak peduli. Dan menghindarkan diri. Entah sampai kapan tameng ini akan survive, saya tidak tahu pasti.


Yogyakarta
9 September 2014

How Are You?






'Bagaimana kabarmu?
Lama tidak berjumpa. Semoga kamu bahagia'

Cuplikan percakapan dalam mimpi saya akhir-akhir ini.
Tidak ada maksud apa-apa. Hanya saja saya tiba-tiba teringat pertama kali kita bertemu.
Es krim


June, 3rd 2014
UGM Lib, Yogyakarta
 

We'll be there...

Kita akan berada di sana...
Sebuah tempat tanpa 'dia' dan 'luka'
menikmati malam bersama setumpuk buku-buku yang renyah dibaca..

Rhie,

What Things Make Us Different?

Hal apakah yang membuat kita berbeda?
Sementara kita memiliki impian yang sama...


 
Mengunjungi tempat ini...


Rhie,
Yogyakarta

Just a minute.... I'm on my way


Just wait a moment...
I'll be there soon

Saya teringat dengan mimpi saya saat kelas dua SMA dulu. "saya kepingin datang ke dunia yang di sebelah sana.. kabulkanlah Tuhan." Saya tak tahu betapa mencapai satu impian itu, saya harus berulang kali memutar kemudi cita-cita dan menunda berbagai kebahagiaan lainnya. 

Saya berani sekali memiliki impian 'kecil' semacam itu, bahkan hingga saat ini saya dapat merasakan bagaimana harumnya bau impian dan cita-cita masa remaja dulu. Bertekad bulat di dalam hati bahwa saya harus mengunjungimu, dunia. Sebelum saya menempati ruang kedua kehidupan nanti, setidaknya saya tahu bagaimana rupamu dunia.



Yogyakarta, 12 Februari 2014
ISC, Gadjah Mada University