Hari-hari berat bagi
saya karena beberapa tuntutan tugas wajib seorang mahasiswa. Saat saya sedang
menulis ini, saya tengah berada diambang pintu akhir semester 3 yang kata
banyak orang sangat menentukan arah penelitian yang hendak dilakukan. Benar.
Saya sedang mempersiapkan proposal penelitian saya untuk tugas akhir saya nanti
yang berupa tesis. Awalnya saya berpikir bahwa sebenarnya cukup mudah mengambil
lokus kajian untuk penelitian akademik. Yah, ternyata saya terlalu menganggap
enteng sebuah penelitian terutama ketika saya tidak bisa bernegosiasi dengan
ego saya sendiri. Akhirnya, yang terjadi adalah ketika saya hampir setengah
jalan ada beberapa hambatan yang datang kemudian akibat kurang matangnya
pertimbangan saya dalam memilih lokus kajian. Saya terjebak di dua pilihan
simalakama yang sama-sama pahit. Satu pilihan menjebak saya dalam penelitian
yang hampir dan beberapa persen sama dengan penelitian teman seangkatan saya
dalam program studi yang sama, dan di sisi lain saya terjebak keterbatasan pengetahuan
saya yang terlampui universal untuk seorang lulusan Sastra Inggris.
Kemudian saya
dihadapkan lagi pada pilihan ketiga yang benar-benar baru. Dilematisnya, saya
kemudian harus memulai segalanya dari awal lagi dan meninggalkan persiapan saya
yang sudah setengah jalan. Saya bahkan bisa merasakan bagaimana pikiran saya
berteriak-teriak kacau menghadapi semua pilihan dilematis tersebut. Belum lagi
persoalan waktu dan dateline membaca beberapa teori penunjang lainnya. Diantara
beberapa kekacauan pikiran tersebut, saya kemudian berkesimpulan sederhana yang
terlampau ngawur bahwa 'semakin seseorang paham tentang sesuatu, maka semakin
komplekslah kehidupan yang ia jalani' (sambil ketawa ironis).
Dalam perjalanan
pulang ke Malang
(KA Malioboro
Ekspres, tepat disalah satu stasiun Madiun)
22.54 wib
Selasa, 16 Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar