I am Sick...

Bunda,,,
Sakitkah aku? Sakit apa lagi yang kurasakan kali ini, Bunda? Lebih sakitkah dari luka-luka yang pernah kurasakan sebelumnya? Tenanglah Bunda... Sakit apapun itu, aku takkan menyerah sama sekali pada takdir dan waktu. Mereka tak berhak atas hidupku, hanya Allah yang tahu bagaimana rencana hidupku selanjutnya. Dari awal akupun terlahir tak sempurna bunda,,, yang terlahir jauh dari kata 'hidup' yang semestinya. Tak perlu khawatir dengan keadaanku, aku takkan sedih dengan ketakberdayaan yang Tuhan berikan ini padaku.

Bunda...
Terima kasih selama ini telah menjagaku setulus embun dan selembut renyai hangat matahari. Engkau tak perlu sibuk menangis setiap malam atas sakitku ini. Aku tahu bunda, sebab engkau setiap malam terisak menahan rasa tak terima atas takdir yang kujalani. Namun, bilamana engkau tahu bunda bila bukan ketaksempurnaan hidup ini, maka aku takkan memilikimu selalu di sisiku setiap waktu. Lihatlah sejenak senyumku bunda, alangkah bahagia aku memiliki engkau yang setulus ini. Sebab setiap malam kudengar lirih doa-doamu mengalun terbawa angin malam, airmatamu yang meluruh tertadah bisu bumi, dan senyummu yang tertukar luka. 


Bunda...
Bukankah aku memang selalu sakit seperti ini semenjak dahulu. Namun, hatiku tak pernah surut meminta satu lagi kehidupan biasa kepada Tuhan. Bonekaku yang terjatuh tanpa kusadari, keseimbangan yang tiba-tiba menghilang, fokusku yang lenyap di keadaan tertentu, dan nyeri yangseringkali hadir tanpa permisi. Tanpa perlu engkau rasakan bunda, sebab itu benar-benar menyiksa. Cukup engkau berada di sisiku dengan segenggam kekuatan yang mematri lewat tanganmu. 


Bunda,
Terima kasih atas segalanya. Juga airmata yang engkau gariskan dipipimu.




Malang, 10 Mei 2012
USA, 17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar