Jejak-jejak
itu masih kentara. Tak pernah hilang tersapu waktu yang melaju sekilat apapun.
jejak itu masih di sini, mengukir tanpa sadar setiap nyata yang kudapat. Jejak yang
kudapatkan darimu yang mungkin terserpih ruang dan waktu. Meskipun kau telah pergi
menoreh mentari di langit lain, di ruang lain, di detak jam yag berbeda, dan di
dunia yang satu lagi. Jejak itu mengajarkanku bagaimana tetap berdiri di kaki
yang sama meski musim berganti. Menginspirasiku untuk tetap mengenangnya walau Cuma
hati yang bicara. Mengingatkanku selalu setiap kali jatuh mengantarkanku pada
nila yang kian kelam. Jejakmu itu menggenggam serpih-serpih nuraniku untuk tetap
bertahan pada raga yang sama. Itulah engkau yang selalu ku kagumi dan kuingat
setiap kenangan bersamamu. Sebagaimana ku katakan padamu kemarin lewat pesan
singkat bahwa kau selalu merefleksikan bayangan yang sama. Tetap bertahan dalam
badai, rindu, ikhlas, dan pengorbanan.
“Ada
beberapa teman yang sangat berpengaruh dalam hidupku. orang-orang yang penuh
inspirasi dan makna. Setiap mereka adalah superior dalam perjalananku. Orang-orang
yang setia berdiri di tempatnya masing-masing, memberi cerita berbeda dalam
kata, memberi makna dalam sikap, dan tak takut kalah. Orang-orang itu tak
banyak di dunia ini, yang mampu memadukan hal-hal berbeda tanpa meninggalkan
norma. Mereka itu adalah kamu… orang yang setiap kali ku ingat akan melahirkan
banyak karya untuk kubagi. Kamu adalah salah satu di antara mereka, maka
teruslah disana.”
Perca-perca
hatiku terekat kembali karena jejak itu. Jejak penuh makna yang tak tersampai
kata dan bahasa. Entah bagaimana aku berterima kasih padamu atas semua itu. Hanya
doa-doa kecil saja yang sanggup kuberi padamu, menabur setiap terima kasih di
setiap namamu kusebut di hadapan Tuhanku. Tak banyak memang di banding makna
yang kau cipta di diriku.
Dan engkau
adalah:
-
Ummi, yang cintanya tanpa pamrih. Terima kasih
memberiku ruang seluas hatimu untuk kuhuni. Entah, kau simpan dimana tempat
bernama syurga itu. Yang semenjak kecil selalu kau katakan padaku sambil
tersenyum, “Kelak, akan kuberikan syurga itu jika sudah waktunya.”
-
Abi, yang pengorbanannya tak kenal ruang dan waktu.
cinta yang diam-diam selalu kau kata lewat doa dan tatap mata. Menapaki setiap
jejak yang kau toreh, menyimpan jutaan emisi cinta yang siap kugunakan setiap
kali jatuh.
-
Istianah
-
Khoiriyah Fatma Nuryati
-
Ruchul Janah
-
Nining Wulandari
-
Afifah Linda Sari
-
Eka Fitriyah Anggaraeni Ilyasa
-
Penny Respati Yurisa
-
Harir Mubarok
-
Miftoni Yahurrahman.
Mereka, yang
bagiku memberi makna lebih dalam hidup. Mengenalkanku pada arti pengorbanan,
perjuangan, kemandirian, cinta, sahabat, kasih sayang, pahitnya rasa jatuh dan
indahnya tegak kembali, nikmatnya dunia seni dan keindahan, rasa rindu yang tak
terbendung, dan berbagai pelangi lain. Terima kasih untukmu yang tiba-tiba di
hadiahkan Tuhan untukku dalam perjalananku.
With All Love,
Koury
Mereka hadir dalam episode hidup yang berbeda..
BalasHapus