Ame...


Hujan itu datang lagi, padahal ini telah lewat musim dingin. 
Tapak-tapak yang kulalui itu tak lagi sama
seperti kemarin.
setiap ruas jalan, mereka menyampaikan salam sendu
yang benar-benar menitikkan biru.
Hujan itu kutatap dengan sirna yang menggelap.
Menatapmu sejauh jeda berkata,
Seperti yang inspirasi katakan,
jalan ini takkan seiring jika tanpa spasi.
Mengusap sejenak dera hujan dipelupuk mata,
mengapa kepergian selalu menyisakan sirna yang menyesakkan?
Hujan selalu kembali datang
meski hanya sesaat.
mencipta desah dingin yang mengubur.
Mengusik lentera yang berserakan 
di padmasana ini.
Jika kamu di sini...
Bisakah membedakan antara airmataku
dengan hujan yang menderu?
......





Malang, 20 Februari 2012. 15.06 wib
In my room

Tidak ada komentar:

Posting Komentar