Senja Untuk Umi Di Arafah






Arafah inikah yang engkau rindukan, Umi?

Saharanya tak setitikpun dapat mengalahkan deru rindumu yang menghujam didesir angin-angin padang. Seakan engkau memaknainya sebagai oase, jiwa bagi yang hidup dan jasad bagi telah mati. Dengan hati-hati sekali engkau mencatatnya dalam lirik-lirik doa yang melesak langit. Bersama rindumu yang membiru itu, tiap mili airmatamu menerabas arsy.

Arafah di sini masih senja, Umi...
Bersama sepotong jingga dan lahar cinta yang engkau taburkan, Arafah ini semakin menguning tertunduk menerima beratnya kerinduan yang engkau bebankan.

Umi, kerdillah Arafah ini engkau tangisi dalam sujud-sujud harapanmu..
Seakan ia terjiwai oleh ruh-ruh cintamu.


Malang, 22 April 2013
'ledakan imajinasi koury

My Amazing Part of Life ^_^














"Hidup itu indah, Rhie..." begitu ucapmu waktu itu.
Dalam hati saya mengiyakan. Terdiam senyap di hadapanmu, namun seakan kamu tahu bahwa hati saya tengah berdialog, kamupun tersenyum..

"Mau tahu buktinya?" Kamu bertanya, agak sedikit memprovokasi ketetapan saya.
lagi-lagi saya hanya tersenyum, senang sekali menikmati semua tanggapanmu yang serius begitu. Nada suaramu menegas dan matamu berbinar. Saya sangat siap dengan keadaan seperti ini ketika kamu hendak bicara. Itu artinya kamu tahu betul saya sungguhan bingung dengan semua yang saya hadapi.

"Cobalah keliling dunia... " ungkapmu seru dan terdengar riang.
saya terkejut. Bahkan, kamu pun punya pemikiran sebesar itu. Tapi, hei.. itukan juga impian besarku. Hmmm, sepertinya kamu tak tahu saya punya impian untuk keliling dunia semenjak saya berumur 5 tahun. Saat saya pertama kali tahu tentang dongeng Peri dan 7 Kurcaci.
Sejenak, kamu membawa saya pada slide kenangan masa lalu.

"Aku yakin kamu bisa mewujudkannya" kamu menambahkan
Hmmm.... baiklah. Saya akan berjuang, mencoba menjelajahi bumi ini.


Malang, 22 April 2013
"ledakan imajinasi, lagi"

Triple Q...

Syahar (Qori), Wida (Qorina), and Qorry


^_^

"Perkenalkan, nama saya Qori. Lengkapnya Syahar Banu Al Abqoriyah" ucapnya
"Wah, nama saya juga Qori, tapi biasa dipanggil Wida. Qorina Widadiyah"  Ucap salah seorang lagi. Wah?
Giliran saya nih. Saya berdehem pelan.
"Nama saya Qorry, lengkapnya Qoriatul Mahfudhoh Qoffal" semua mata menoleh ke arah kami bertiga. Ada triple 'Qori' di sini. Hihihihi.... pasti menyenangkan bertemu orang-orang yang memiliki nama sama tapi berbeda. He'emh, kami dipertemukan dalam satu organisasi keisyrofan bersama dalam satu gedung bernama DJ_R@. Akan tetapi, hanya saya seorang yang murni dipanggil 'Qorry' karena yang lain memiliki nama-nama unik yang mudah dipanggil siapa saja. Pertama mengenal mereka, agak canggung sih, tapi lama-lama saling melengkapi kekurangan masing-masing. 

Tak ada yang menyangka bukan?
Semoga perjalanan ini akan terus melekat dalam diary hidup kami. Go fighting...!!!


Malang, 22 April 2013
"ledakan imajinasi"

We're.... Friends



The world comes to life and everything is alright
from beginning to end when you have a friend by your side
that helps you to find the beauty of your own...
-Gift of Friend

Selama setahun ini, kalian adalah hadiah tercantik yang Tuhan kadokan untuk saya.

Blossom in Novam


 Tak ada yang engkau ketahui
pada bisikan gugurnya yang merahasia dibalik musim
Tak ada yang engkau pahami
selain indahnya dibalik luka perpisahanya pada dahan
 
Foto ini, terlipat di antara puluhan folder yang mengisi ruang hidup komputer saya. Terlupakan semenjak beberapa bulan yang lalu. Bahkan sebelum saya memasuki jenjang tahun 2013.
Terkejut, ternyata masih tersimpan di sini. Terasing dan hampir saja terlupakan. Bukti bahwa selirih pecahan buih, bunga-bunga itu berbisik betapa terlukanya mereka berpisah dengan dahan-dahannya.
 
Telinga hati saya menangkap perca-perca airmata yang membening terterpa sejuk mentari. Mereka menangis dan memeluk erat embun dibalik gugurnya terhempas musim. Pelan-pelan, saya teringat pada pahitnya perpisahan. Perpisahan dalam kamus hidup saya adalah hal mengerikan, saya tak bisa serta merta dapat berpisah dari dahan-dahan tempat saya bertumpu hidup pada mereka. Gugur memijak tanah yang asing, terhempas angin tanpa arah, lalu mengering di bawah gersangnya keasingan. Namun, hidup dibalik ribuan kali perpisahan membuat nyawa sosial lebih terasah menghadapi ruang baru. 
 
Berulang kali saya mencoba menjadi sosok yang memudahkan diri untuk menerima perpisahan dalam format apapun, namun tetap saja load untuk menyambut dengan tangan terbuka pada dunia baru sangat sulit dijalani. Bisa jadi, saya butuh sekian ribu lagi pil pengalama perpisahan agar kamus dalam nyawa sosial saya dapat berubah.
 
 
ganbatte for me
 
Malang, 22 April 2013
"My amazing part of life"

One step to lose you...


"Berjalanlah perlahan, jangan terlalu kencang
Toh, waktu juga takkan merubah apa-apa."

Saya kehilangan sesuatu bernama 'engkau' disemak belukar waktu yang bertumpuk dalam jerami. Menunggu sambil mencoba berharap denting waktu akan sedikit meyakinkan hati bahwa saya tak benar-benar kehilanganmu. Musim berganti dari kemarau menuju penghujan. Waktu beranjak melombakan masa dan peristiwa. Akan tetapi, engkau sungguhan tak seperti musim-musim yang berlalu lalang itu atau seperti waktu yang berlaju dalam lorong masa. Engkau lebih seperti detik yang tak bergerak, menyimpan rahasia bersama ruang yang mortalitas. Karena engkau hidup dibenakku.

Tanpa terjeda waktu, saya mulai merasa pudarmu semakin memutih. Tak menyisakan ruang warna bagi imajinasi dan rindu yang saya simpan bertubi-tubi. Engkau lebih terasing daripada semesta yang menghitam dibalik layar Tuhan. Sungguhan, saya semakin kehilanganmu. Terjerumus dalam ketidakpastian dan pertimbangan yang menyakitkan. Saya benci itu. Melewati jembatan yang sama hanya dalam sekian waktu yang berbeda. Lembar-lembar hidup saya yang kemarin terisi seakan saya ingin mengembalikannya padamu, memintamu untuk menggantinya bersama pertanggungjawaban eksistensimu. 

Saya ingin mulai semuanya dari rasa benci...
Meski takkan mengubah apapun, setidaknya saya ingin dengan cepat melupakan kehilangan yang engkau limpahkan sepenuhnya kedalam ruang hatiku.


Malang, 22 April 2013
I need a painkiller