Istana ini,,, Bukankah terbangun dari renik pasir yang tak utuh. Menyatukan yang pernah lebur, Menguatkan untuk tak saling jatuh, dan menempa bersama rindu kecil yang membirukan dinding-dinding hati.
Senja Untuk Umi Di Arafah
Arafah inikah yang engkau rindukan, Umi?
Saharanya tak setitikpun dapat mengalahkan deru rindumu yang menghujam didesir angin-angin padang. Seakan engkau memaknainya sebagai oase, jiwa bagi yang hidup dan jasad bagi telah mati. Dengan hati-hati sekali engkau mencatatnya dalam lirik-lirik doa yang melesak langit. Bersama rindumu yang membiru itu, tiap mili airmatamu menerabas arsy.
Arafah di sini masih senja, Umi...
Bersama sepotong jingga dan lahar cinta yang engkau taburkan, Arafah ini semakin menguning tertunduk menerima beratnya kerinduan yang engkau bebankan.
Umi, kerdillah Arafah ini engkau tangisi dalam sujud-sujud harapanmu..
Seakan ia terjiwai oleh ruh-ruh cintamu.
Malang, 22 April 2013
'ledakan imajinasi koury'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar