One step to lose you...


"Berjalanlah perlahan, jangan terlalu kencang
Toh, waktu juga takkan merubah apa-apa."

Saya kehilangan sesuatu bernama 'engkau' disemak belukar waktu yang bertumpuk dalam jerami. Menunggu sambil mencoba berharap denting waktu akan sedikit meyakinkan hati bahwa saya tak benar-benar kehilanganmu. Musim berganti dari kemarau menuju penghujan. Waktu beranjak melombakan masa dan peristiwa. Akan tetapi, engkau sungguhan tak seperti musim-musim yang berlalu lalang itu atau seperti waktu yang berlaju dalam lorong masa. Engkau lebih seperti detik yang tak bergerak, menyimpan rahasia bersama ruang yang mortalitas. Karena engkau hidup dibenakku.

Tanpa terjeda waktu, saya mulai merasa pudarmu semakin memutih. Tak menyisakan ruang warna bagi imajinasi dan rindu yang saya simpan bertubi-tubi. Engkau lebih terasing daripada semesta yang menghitam dibalik layar Tuhan. Sungguhan, saya semakin kehilanganmu. Terjerumus dalam ketidakpastian dan pertimbangan yang menyakitkan. Saya benci itu. Melewati jembatan yang sama hanya dalam sekian waktu yang berbeda. Lembar-lembar hidup saya yang kemarin terisi seakan saya ingin mengembalikannya padamu, memintamu untuk menggantinya bersama pertanggungjawaban eksistensimu. 

Saya ingin mulai semuanya dari rasa benci...
Meski takkan mengubah apapun, setidaknya saya ingin dengan cepat melupakan kehilangan yang engkau limpahkan sepenuhnya kedalam ruang hatiku.


Malang, 22 April 2013
I need a painkiller

Tidak ada komentar:

Posting Komentar