Sabar, Menyebarlah....


Menjadi sabar, siapa bilang tak berat? Semakin kita menjadi sabar, semakin berat cobaan yang kita hadapi. Itulah hal mestinya saya pelajari pagi hari ini. Meskipun saya harus bersabar atas hal kecil sekalipun, karena dibalik hal kecil itu ada suatu hal besar yang mesti saya perjuangkan. Maka, butuh kesabaran besar untuk menopang. Sekalipun sebenarnya bukan mengeluh atas musibah yang dihadapi, namun ada beberapa musibah-musibah kecil lainnya yang menyusul beruntun dan akhirnya menjadi gundukan kebingungan, bimbang, dan kesedihan yang cukup dalam.
Di balik semua itu, sebetulnya akal saya mampu menjangkau solusi apa yang mestinya saya lakukan. Saya hanya harus begini dan begitu, lalu seperti ini dan seperti itu. Tetapi, hal masih membuat saya berpikir lebih lama dan dalam adalah esensi di balik semua cobaan-cobaan itu. Bukankah Allah swt tidak akan menimpakan suatu musibah melainkan hambanya dapat menanggungnya. Sabarlah yang sedang saya perjuangkan ketika saya menangis dan hati saya terasa sakit. Sabarlah yang saya yakini jalan terbaik untuk menyelesaikan keharmonisan siklus kehidupan ini. Dan bersabarlah satu-satunya cara untuk memperbaiki kelemahan senja menjadi kekuatan pagi.
Sebelum saya di timpa musibah yang bertubi-tubi dan cukup banyak menguras airmata dan stok kesabaran ini. Sebelumnya beberapa sahabat dan teman seperjuangan mengirim pesan-pesan yang cukup panjang (cukup panjang untuk ukuran sms yang mestinya singkat) yang berisi bahwa hidup itu modalnya banyak. Tidak cukup modal materi saja yang begitu mudahnya untuk dicari. Namun, modal hati yang besarlah yang harus mencukupi. Begini bunyi pesan-pesan itu:
(Text 1)
Hidup adalah belajar.
-          Belajar bersyukur meski tak cukup (kurang)
-          Belajar ikhlas meski tak rela
-          Belajar taat meski berat
-          Belajar memahami meski tak sehati
-          Belajar bersabar meski terbebani
-          Belajar setia meski tergoda
Belajar dan terus belajar dengan keyakinan setegar karang. Tapi sudah kodrat, hati seperti air laut bergelombang, pasang surut dan sering terbawa arus. Maka dari itu, kita tetap harus belajar untuk berada di jalan yang benar. Belajar menjadi lebih baik dari yang lalu. Be the best to get the best.

(Text 2)
Terkadang diam dan tersenyum bukan berarti kalah ataupun pengecut.
Hanya saja menjadi lebih kuat dan terus berjalan menuju kemenangan.
Percayalah bahwa benih yang kau tabor akan di tuai olehmu…
Jika hari ini kita menangis karena orang lain, maka maafkanlah.
Karena suatu saat nanti, Allah akan mengganti tangisan itu dengan ribuan kebahagiaan.
Airmata adalah beban, maka senyum adalah penawarnya.
Kesabaran itu pahit, tetapi buahnya sangat manis.
Percayalah,,, satu senyuman menghilangkn seribu risau
Hiduplah dengan mimpi, tetapi jangan hidup dalam mimpi…

(Text 3)
Ada saat dimana dinamika dunia benar terasa menjenuhkan. Saat begini membuat kita sadar betapa berharganya Allah swt ciptakan siang dan malam.
“Rabbana maa khalaqta hadza baathilaa subhaanaka faqina adzaban naar”

(Text 4)
Berterimakasihlah kepada orang yang melukai hatimu, karena dia telah membuat hatimu kuat.
Berterimakasihlah kepada orang yang telah membohongimu, karena dia membuat hidupmu bijaksana.
Berterimakasihlah kepada orang yang telah membencimu, karena dia telah mengasah ketegaranmu.
Berterimakasihlah kepaa orang yang menyayangimu, karena itu adalah anugrah bagimu.

(Text 5)
Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu, boleh jadi kau menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah-lah yang Maha Mengetahui, sedangkan kamu tidak tahu. (Al Baqarah: 216)

(Text 6)
Sebuah pelajaran bagi kita:

Dari air kita belajar ketenangan
Dari batu kita belajar ketegaran
Dari tanah kita belajar kehidupan
Dari kupu-kupu kita belajar merubah diri
Dari padi kita belajar rendah hati
Dari Allah swt kita belajar kasih sayang yang sempurna.

Melihat ke atas memperoleh semangat untuk maju.
Melihat ke bawah kita bersyukur atas semua yang ada.
Melihat ke samping, kita melihat semangat kebersamaan.
Melihat ke belakang sebagai pengalaman berharga.
Melihat ke dalam untuk introspeksi diri
Melihat ke depan untuk menjadi lebih baik.

Jadikan hari ini lebih sabar dari kemarin.

(Text 7)
Jika ada kepedihan menimpamu,
Ketahuilah,
Kepedihan yang sama pernah menimpa orang-orang sebelum kamu
Karena ini adalah roda kehidupan
Yang Aku gulirkan kepada manusia.
Untuk Aku memilah siapa di antara kamu sekalian yang benar-benar beriman, hingga kelak Aku jadikan ia peraih kesyahidan di jalan-Ku.
(Qs. Al-Imran: 140)

(Text 8)
Sesungguhnya Allah swt benar-benar kagum pada hamba-Nya yang tidak memiliki shabwah (kecondongan untuk selalu memperturutkan hawa nafsu.)
(HR. Ahmad)

(Text 9)
Ya Allah,
Ajarilah kami memberi sebelum meminta
Berfikir sebelum bertindak
Santun ketika berbicara
Tenang ketika gundah
Bersabar dalam setiap ujian
Jadikanlah kami orang yang selembut Abu Bakr
Sebijak Umar ibn Khattab
Sesederhana Usman ibn Affan
Sepintar Ali ibn Abi Thalib
Sesederhana Bilal bin Rabah
Setegar Khalid bin Khalid

(Text 10)
Depresi dan kesedihan tak akan meninggalkan orang-orang beriman sebelum dosa-dosanya terhapuskan.
(Imam Ja’far as Shadiq al Wafi)

(Text 11)
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis di dalam kitab (lauh mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikina itulah sangat mudah bagi Allah swt.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka terhadap apa yang luput dari kamu sekalian dan supaya kamu jangan terlalu bergembira terhadap apa yang diberikan kepadamu… dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Kita disini bersama Allah. Dia selalu menjaga kitadan memberi kita kekuatan karena kita tak pernah lalai mengingatNya. Tangisan, duka itu semua adalah ujian yang akan membesarkan nama dan derajat kita di sisiNya dan juga makhlukNya.
Dari pesan-pesan mereka, saya mencoba merenungi bahwa setiap langkah dalam hidup kita itu tak ada yang segratis makan di tempat kondangan. Ada harga yang harus dibayar. Bahkan untuk kesabaran pun, harganya adalah cobaan dulu. Tidak mungkin kita menjadi manusia sabar jika tidak melewati cobaan dulu. Nabi Muhammad pun, yang emang dari sono-nya manusia kesayangan Allah swt, harus ditempa kesabarannya bahkan semenjak masih kecil. Untuk mendapatkan logam yang berkualitas, maka harus ada tempaan yang panas dan lama. 

Ry_Qorry
Malang, 07.13 wib
In really blue morning.
Adalah saat indah tatkala kita menahan sakit dengan airmata dan sabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar