Alif Kecil...

Mengeja hidup di setiap hurufnya.


Alif kecil itu melangkah perlahan, menatap asing pada pendatang baru di rumahnya.
Bersembunyi malu di balik tubuh bundanya.
Alif kecil hampir menangis, menggigit jari.
Tidak tahu pendatang itu akan membawanya pada awal dunia baru
Tempat yang telah ia masuki, namun ia belum tahu sebelah mana ruang-ruangnya.
Alif kecil berbisik:
"Bunda, guru ngaji baru lagi?"
Bunda mengangguk tersenyum dan menggamit tangan mungilnya.
"Ka Farhan, teman yang akan mengajari Alif membaca Al Quran lagi..."
Alif kecil mengangguk dengan genangan airmata yang hampir tumpah.
Di hatinya hanya ada gundah, bisakah ia berkata pada bundanya

kalau ia hanya ingin bunda yang mengajari mengaji.
Alif kecil tak kuasa memilih, ia menyambut berat tangan guru ngajinya.
Bunda meninggalkannya, pergi bekerja dan pulang larut malam.
Tak ada waktu untuk menimang hatinya yang risau.
Alif kecil kecewa, namun yang tampak hanya diam
Karena tak ada kata yang bisa mewakili apapun yang berkecamuk di hatinya.
Ah, Alif kecil yang malang
hampir mampu berjalan, namun terjatuh dan takut bangun kembali.

Ia tak tahu, ada episode baru di hidupnya.
Sepotong fragmen tak utuh yang harus ia selesaikan
mengenai risau dan ketaksempurnaan jiwa
tentang kehilangan dan perngorbanan.
Alif kecil tak memahami, bagaimana bunda memburu waktu
mengejar senyum dan bahagia hingga ujung hidup



Inspired by nasyid song SNADA:
Alif Kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar