Catatan Elegi


“Aku tak mampu mendefinisikan ‘sendiri’ ini sendirian. Ada gumpalan elegi yang mendesak untuk memenuhi ruang kecil hatiku. Muatkah ini dihatiku?”

Waktu akhirnya mengambil alih juga, tak pernah mau membagi rahasia dengan hatiku. Risau dan cerita yang tertahan ini telah menggumpal semenjak aku menyadari kenyataan bahwa waktu tengah menyiapkan nasib baru di perjalananku. Waktu semenjak kamu putuskan untuk membagi serentang ruang dengan jiwaku. Mestinya tak kupercaya keegoisan nasib itu. Yang pada akhirnya akan membuatku sesesak ini. Bahkan ketika aku membayangkannya pun, pergi dan sendiri adalah sepaket luka yang membekukan.
Ah, sulit sekali mendefinisikan rindu di ruang sesunyi ini. Menggiringku pada sesak yang meranggas tiba-tiba. Perjalanan semakin membuatku sulit bertahan hanya dengan satu langkah.
Malam kemarin, waktu memberiku ruang untuk mengenang. Mengingat kembali rangkai cerita yang menayang tanpa permisi di otakku. Membentuk abjad jelas bahwa kepergian akan mengambil alih kendali hatiku. Seakan kamu benar-benar mempersiapkan ‘sendiri’ yang akan kulalui esok. Meninggalkan sebentuk jejak kekal yang sulit untuk kuhapus. Dapatkah kulalui?

Catatan elegi ketika mereka meninggalkanku didalam sebentuk kotak bernama ‘kamar 17’


8 Januari 2012. 23.37

Tidak ada komentar:

Posting Komentar