Malam tak pernah menyisakan ruang
sedikitpun untuk menemui siang selain pada pagi yang sunyi dan hangat. Malam
tak pernah mengisahkan sebentuk harapannya bertemu siang ketika senja mulai
bicara pada waktu bahwa siang telah tenggelam seiring malam datang. Kalian,
siang dan malam, adalah sebentuk koin dengan dua sisi. Harus memilih salah satu
mana tempat paling indah untuk melukiskan semi-semi keinginan yang meragu.
Malam, sulitkah menukar takdir?
Menunggu sambil bersabar hingga keriput tak terasa menggariskan waktu yang
menerjang. Menunggu sambil melihat takdir terus-terusan menulis cerita-cerita
orang lain tanpa peduli. Aku masih menunggu takdir yang tak pernah selesai.
Keikhlasan telah berlalu tanpa bicara, sudah kucoba menahannya, tetapi ia tetap
berlalu. Adakah aku yang salah?
Terlalu lama bersembunyi di cawan
pekatnya malam. Hingga tak sanggup menerima cahaya mentari. Takut menatap
gemuruh siang yang benderang, aku harus terus bersembunyi di aral kelam yang
penuh ketakberdayaan. Pernahkah menghina malam yang tiap hari datang? lalu,
berlari pada siang yang belum tentu menerima begitu saja. Pernahkah tidur
menggantikan malam yang hilang? Lalu siang dengan nada sedihnya berkata:
mengapa meninggalkanku untuk hitamnya malam?
Jangan angkuh sayang, terkadang malam
mencerita rahasiamu pada siang lewat pagi yang diam-diam datang, lalu siang
menertawai dan berbisik tentang kebodohanmu pada malam lewat senja yang bisu.
Aku harus membacanya berulang-ulang. Tidak mengerti. apa filosofinya?
BalasHapus