Mimpi itu...


Nasibku pada mimpi malam menjelang kedinian pagi.
(Catatan setelah mimpi buruk menimpaku di dua malam ini, mereka menyisa dingin disini)


Merasakan mimpi yang hampir sama di dua malam yang sama, dan sama-sama buruk. Sampai membuat bergetar dan rasanya takut menutup mata lagi hingga terdengar suara adzan subuh. Mimpi itu datang lagi dan hampir menjadi nyata ketika pagi menjelang. Oh, sulitnya menghadapi mimpi dan kenyataan yang buruk. Tidak bisakah waktu menenangkan getar yang tertahan di hatiku?
Mimpi yang menggertak nuraniku, bahwa ketika kamu merasa memiliki maka kamu akan secepat kilat merasakan kehilangan. Kehilangan yang belum pernah kupersiapkan apa saja untuk mengganti posisi memiliki itu. Kehilangan yang ‘agak’ dan ‘sedikit’ memberiku ruang untuk merenung, bersedih, menangis, dan lama-lama menyisa sesak ketika mengenangnya. Entahlah Tuhan,,, ada yang kurang biasa dalam jiwaku ini. Apa yang akan lari dariku?
Dini ini, ada yang mendengung di telinga sebelah kananku. Sedikit mengingatkanku pada mimpi dua malam yang sama. Lalu, sebentar ada suara keras menyiar sebuah kehilangan yang tak lazim untuk ku ingat. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ada yang kembali pada-Nya pagi ini. Menyentakku bersamaan dengan dengung dan denyar yang belum usai.
Nanti, akan seperti itukah aku? Akan di tinggalkan sendirian di fananya semesta ini? Bagaimana bila aku agak takut menghadapi nyata yang belum sempat ku perhitungkan waktunya?
Ketiba-tibaan yang tak pernah ku nyana sebelum dan setelahnya. Bisakah aku menghadapinya, Tuhan? Tak ada yang lebih membuatku trauma selain kehilangan, karena tak akan bisa kupersiapkan selamanya. Ah, tidurlah kembali…
“Semoga tidak lagi bermimpi, akan kehilanganmu”




Catatan lama di malam 04012012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar