Semalam, Di Rinai Hujan itu,,, Kamu Datang Lagi.



Ruang sesunyi gerimis di kelam itu tak bisa membaca hatiku, membaca pesan bahwa aku harus melupakanmu. Tetapi, waktu benar-benar tak menghargai bagaimana aku tertatih terjatuh ingin membuangmu jauh dari lubukku. Kamu datang, menancapkan lagi golakan-golakan yang pernah ingin ku kubur dalam-dalam itu. Hadir menyeruak rinai hujan yang mengguyur malamnya Malang. Memecahkan lagi repih hati yang pelan-pelan kupungut.
Bodohnya, aku tak bisa menghindarimu dan juga senyum yang pelan-pelan mengalirkan denyar hangat di hatiku. Bodoh, bodoh,,, merutuki dan menertawakan hati sendiri. Setelah aku hampir sempurna menghapusmu, kamu datang lagi melukis sketsa yang lebih melekat dan tak mampu ku hapus. Membuihkan lagi sebuah rindu yang paling ingin ku hindari. Luka karena merindukanmu benar-benar menjauhkan aku pada logika.
Semalam, takdir tanpa rasa bersalah meletakkan lagi bayangan utuhmu di penuh jiwaku. Bagaimana aku menolak sementara hatiku terlanjur menerima. Harapn-harapan kecil yang pernah menepi kini mendermaga lagi di samudra anganku. Membelenggu hampir separuh cinta yang kupunya. Mengira waktu dapat melepasmu dengan jiwaku meski tak bena-benar bersih. Dan mengira pula jika sahabat mampu mengalihkan segalanya. Ternyata waktu itu buta.

Malang, 16 Januari 2012. 23.24 wib
“Ketika Aku Kembali Bertemu Denganmu…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar